Halo sahabat, apakabar anda hari ini?
Sudahkah anda bersyukur untuk hari ini? Yuk, sama-sama bersyukur untuk setiap keadaan
^_^
Alhamdulillah, kita semua masih diberi
kesempatan oleh Allah swt sehingga saya dan anda masih mempuyai kesempatan sampai
detik ini. Bagaimana tidak, hanya orang yang dikehendaki Allah lah yang masih
bisa menikmati hidup ini dengan terus bersyukur untuk setiap keadaan.
Beberapa hari yang lalu, saya dirawat di
rumah sakit karena harus menjalani operasi gigi. Terdengar sederhana bukan?
Namun, tetap menakutkan bagi sebagian orang ketika mendengar kata ‘operasi’
termasuk saya sendiri. Ya, 3 hari yang lalu saya di telpon oleh pihak rumah
sakit karena sudah ada kamar kosong untuk di tempati sebelum dilakukan operasi.
Seketika telpon itu berdering saya menjawab dengan semangat sekali karena
akhirnya saya bisa segera menyelesaikan urusan di rumah sakit dengan segera,
namun setelah menutup telpon tersebut jantung saya langsung berdetak kencang
seakan khawatir, cemas, takut dan berbagai macam perasaan yang bercampur aduk
lainnya.
Meskipun sudah pernah dinas dirumah
sakit, saya tetap saja takut dengan ruangan ‘operasi’. Ya, entah apa yang
membuat mental blog seperti itu saya juga tidak tahu pasti namun ketika
berhubungan dengan rumah sakit ada sedikit ketakutan tersendiri bagi saya dan
mungkin juga sebagian orang lainnya. Dengan terus berdoa, akhirnya saya
mantapkan hati untuk segera bersiap-siap ke rumkit.
Setiba disana, saya disuruh untuk
memastikan ruangan telebih dulu apakah setuju untuk ditempatkan di ruangan yang
kosong tersebut. Segera saya menuju kamar yang di sarankan, dan sesampainya
disana tanpa pikir panjang saya langsung ke sumber informasi bahwa saya
langsung ok kan saja untuk di rawat disana.
Pada waktu itu, saya pergi sendiri ke
rumkit karena keluarga yang akan menemani masih sibuk bekerja. Ya, saya sendirilah
yang mengurus hingga akhirnya saya di rawat ke ruang inap. Sebelum ke ruangan
inap, banyak hal yang harus diselesaikan terlebih dahulu, seperti di antar ke
igd, cek darah, pendaftaran rawat inap, dan lainnya. Karena pada saat itu, alat
di laboratoriumnya butuh perbaikan saya tertahan agak lama di ruangan igd.
Di igd, saya juga sempat berkenalan
dengan calon pasien yang akan dirawat seperti saya. Ada yang hanya datang sendiri,
dan ada yang juga diantar keluarganya. Selama di igd, banyak hal yang terjadi
yang bisa saya ambil pelajarannya. Bagaimana tidak, silih berganti pasien datang
dengan berbagai macam penyakit yang harus ditangani segera seperti ada yang
kecelakaan dan kakinya harus dijahit, ada anak-anak dan juga dewasa, serta ada
yang sudah tua harus ditolong segera karena lemah kondisinya, dan banyak lagi.
Sahabat, kesehatan itu memanglah mahal
karena itu kita wajib dan harus terus menjaga kesehatan dan tak lupa pula untuk
terus bersyukur untuk setiap keadaan. Pada saat itu, saya masih bersyukur
penyakit saya tidak lebih parah dari saudara yang lainnya. Karena ada pasien
yang saat itu, ia akan di operasi pada jam 10 malam itu juga karena penyakit
kistanya yang sudah di stadium 8. Ia bercerita bahwa, sebenarnya ‘saya sudah
lama tahu penyakit ini, kata beberapa dokter yang didatangi memang menyebutkan
kista itu harus segera ditangani, namun saya sendiri merasa ini akan sembuh
dengan sendirinya, dengan terus menghibur hatinya bahwa ia akan tetap sehat’
begitulah ceritanya. Sampai ia berkata, ‘karena saya tidak tahan lagi dengan
penyakit ini, seperti sedang hamil 4 bulan, akhirnya saya tanya teman dan
googling, saya mantapkan hati untuk datang kesini, begitulah ia menjelaskan kepada
saya.
Sahabat, dari sini hendaklah kita
sama-sama mengambil pelajaran bahwa pentingnya menjaga kesehatan dan deteksi
lebih dini dalam kesehatan. Tidak hanya sampai disitu saja, ketika akhirnya
saya dipindahkan ke ruangan dengan ditemani 2 orang teman saya, saya kembali
melihat berbagai macam orang yang dirawat disana. Di ruang inap saya waktu itu,
kami semua berjumlah 6 orang dalam satu kamar. Disebelah saya ada yang sakit
demam berdarah (DBD) , ada yang sudah selesai operasi usus buntu dan daging berlebih
ditanganya, dan lainnya.
Sewaktu tiba di ruang inap, saya masih
terlihat seperti sehat karena hanya bermasalah dengan gigi. Sehingga pasien
lainnya bertanya kenapa saya bisa di rawat. Kami bertukar cerita satu sama
lainnnya, dan sangat kebetulan sekali saat itu saya sekamar dengan orang tua
teman SMA saya. Ya, banyak hal yang saya pelajari dari kejadian yang saya alami
itu.
Keesokan harinya, saya bersiap-siap
untuk menjalani operasi gigi dengan didahului puasa sehari sebelumnya. Hingga waktu
itu datang, akhirnya saya dan beberapa pasien di operasi pada satu hari setelah
saya dirawat. Ternyata setelah bercerita dengan pasien lainnya, ia pun
mengalami hal yang sama dengan saya, yaitu gigi yang tumbuh miring sehingga
kami harus di operasi untuk mencegah sakit pada gigi suatu saat nanti. Kami sama-sama
berjalan dari ruang inap sampai ke ruang operasi.
Sesampai di ruang operasi, kami di suruh
mengikuti prosedur disana, yaitu harus mengenakan pakaian steril. Akhirnya kami
sama-sama masuk kedalam ruangan operasi, dan teman saya tadi masuk lebih dulu
untuk dilakukan penanganan lebih awal. Kembali
jantung saya berdetak kencang karena perasaan cemas yang menghantui saya, namun
saya tetap terus berdoa supaya saya di sanggupkan melewati itu semua. Sampai pada
akhirnya, saya di panggil untuk memasuki kamar operasi. Ya, akhinya tiba
giliran saya. Untuk menghilangkan takut, saya mengajak kakak perawat disana
mengobrol. Beruntungnya adalah, kakak perawatnya juga banyak yang perempuan,
sehingga saya tidak terlalu khawatir untuk menjalani operasi tersebut.
Akhirnya setelah semua peralatan siap,
dan saya ditangani dengan perawat dan dokter lainnya saya dibius hingga tak
sadarkan diri. Selang 1 jam berlangsung, saya dibangunkan karena operasi sudah
selesai. Ya, saya tidak tahu apa yang dilakukan terhadap saya, namun operasi
sudah selesai. Ketika bangun mulut saya berisi gumpalan darah yang membeku, dan
itu membuat saya susah untuk berbicara. Sehingga setelah operasi saya hanya
diam dan tidur hingga akhirnya saya di pindahkan kembali ke ruangan inap.
Sebeum di pindahkan ke ruangan inap,
ternyata banyak juga pasien yang hari itu akan menjalani operasi seperti saya,
namun dengan penyakit yang berbeda. Ada bapak-bapak dengan diagnosa hernia, ada
yang usus buntu, dan penyakit lainya. Alhamdulillah sahabat, jika kita masih
diberi penyakit yang tidak terlalu parah. Karena itulah, kita harus slalu
menjaga kesehatan dan terus bersyukur untuk setiap keadaan ^_^.
Setelah, 3 hari 2 malam dirawat di rumah
sakit, akhirnya saya dibolehkan pulang. Betapa senang hati ini rasanya, ketika
akan berkumpul di rumah kembali. Karena masih ada saudara lainnya, yang sudah
dirawat lebih dari 3 hari ia belum di perbolehkan pulang karena kondisinya yang
masih lemah. Alhamdulillah…
Sahabat, sampai sejauh ini harapan saya
adalah yuk kita sama-sama belajar dari kehidupan ini dan terus bersyukur untuk
setiap keadaan. Ingatlah, akan ada masanya kita sehat, sakit, seperti bahasan
kita sebelumnya ‘ingat 5 perkara sebelum datang 5 perkara’.
Baiklah sahabat, itulah cerita kehidupan
yang dapat saya bagikan pada kesempatan kali ini. Semoga dapat kita ambil hikmahnya
untuk setiap kejadian yang kita atau orang lain alami, dan hendaklah kita slalu
senantiasa untuk bersyukur dalam keadaan apapun. Semoga kita semua slalu
menjadi pribadi yang bersyukur untuk setiap keadaan ya, amin ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar