Halo sahabat, bagaimana kabar anda hari
ini? Sudahkah anda melakukan kebaikan pada hari ini? Semoga kita semua, slalu
bisa melakukan kebaikan ya. Amin… ^_^
Baik, pada kesempatan kali ini saya
ingin berbagi pembelajaran kepada anda yaitunya mengenai “Yang Baik Itu Tetap
Akan Baik”. Apa maksudnya?
Mari kita bahas….
Satu minggu sebelum ramadhan berakhir,
seorang ustadz yang mengisi ceramah di mushala tempat saya tinggal menyampaikan
tema ini. Dimana menurut saya, cukup bagus untuk dibagikan kepada anda agar
kita semua mengambil pelajaran darinya. Semoga bermanfaat nantinya ya sahaba t:)
Apa maksud dari ceramah yang disampaikan
oleh ustadz tersebut? Yang baik itu tetap akan baik menurut ustadz disini
adalah seperti halnya kita melakukan kebaikan. Misalnya saja seperti ibadah
shalat yang kita lakukan secara berjama’ah ataupun sendiri-sendiri.
Banyak diantara kita yang terkadang
mempunyai pendapat bahwa shalat berjama’ah itu lebih baik daripada shalat
sendirian. Hal ini juga sering disampaikan oleh penceramah kita yang mengatakan
bahwa pahala orang yang shalat berjama’ah itu 27 derajat. Benar demikian
sahabat?
Namun, tidak untuk bahasan kali ini
sahabat. Karena itulah saya cukup tertarik untuk mengangkat topik yang
disampaikan ustadz ini. Sebab yang
disampaikan sang ustadz cukup masuk dalam logika saya. Apa saja bahasannya?
Begini sahabat, ketika kajian kemaren
disampaikan oleh sang ustadz beliau menyampaikan bahwa ‘apapun yang menurut
kita baik, belum tentulah menurut Allah juga baik’. Ya, misalkan seperti shalat
tadi. Beliau menyampaikan dalam ceramahnya bahwa ketika kita menilai shalat
berjama’ah itu adalah baik, daripada shalat dirumah mungkin ada benarnya juga.
Namun ustadz tersebut menjelaskan bahwa, Allah akan tetap menilai yang baik itu
adalah baik. Menurut kita shalat dirumah sendirian itu pahalanya tidaklah sama
dengan orang yang shalat berjama’ah, namun jika menurut Allah itu adalah lebih
baik bagi kita maka itu akan tetap baik.
Sejauh ini saya harap sahabat sudah
mengerti apa yang saya maksudkan. Jika masih kurang jelas, saya akan bantu
perjelas lagi dengan memberikan contoh lainnya. Masih sanggup menyimak ya ^_^
Mari kita lanjutkan….
Contoh lainnya yang bisa saya berikan
adalah seperti kegiatan kita dalam ibadah tilawah. Mungkin diantara kita ada
yang sanggup untuk tilawah 10 juz perhari, atau ada yang kurang bahkan lebih
dari itu. Terkadang itu merupakan kebanggaan tersendiri bagi kita karena bisa
melakukan ibadah yang mungkin melebihi orang lain. Namun, jika menurut Allah
yang sedikit itu lebih baik daripada yang banyak, yang baik itu tetaplah baik.
Saya juga pernah mengalami hal ini,
ketika tergabung dalam komunitas ODOJ (One Day One Juz) saya sangat terpacu
untuk menyelesaikan tilawah lebih dari satu juz. Pernah suatu ketika, saat saya
merasa bisa melebihi laporan kholas lebih banyak ( lebih dari satu juz) dari
teman-teman yang menurut saya biasa saja, saya terdiam dengan sendirinya.
Mungkin itu merupakan suatu teguran juga untuk saya, karena apa yang saya
banggakan belum tentulah baik menurut Allah. Bisa jadi teman-teman yang tilawah
hanya satu juz perhari itu lebih baik karena mungkin saja ia juga mentadabburi
al-qur’an daripada saya yang bisa menyelesaikan lebih dari satu juz. Apakah anda
juga pernah mengalami hal yang demikian sahabat?
Sejauh ini, saya harap anda sudah paham
dengan pembelajaran yang bisa kita ambil dari apa yang sudah saya jabarkan di
atas. Mungkin anda bisa mengambil contoh sendiri dari apa yang terjadi dalam
kehidupan anda. Ingatlah slalu bahwa “yang baik itu akan tetap baik”, sahabat.
Oke, sekian yang dapat saya bagikan
untuk kesempatan kali ini kepada anda. Terakhir, jika anda merasa tulisan ini
bermanfaat silahkan anda bagikan kepada teman atau saudara kita yang lainnya
agar kita semua slalu bisa mengingatkan dalam hal kebaikan. Terimakasih ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar