Terimakasih Telah mengunjungi Blog Ini. Semoga Bermanfaat ya & salam inspiratif :)

Minggu, 28 Juni 2015

“ Ketika Jubah Kesombongan Tersemat Di Diri “


Halo sahabat, apa kabar anda saat ini? Semoga slalu diberi kesehatan, kelancaran aktifitas, dan keberkahan untuk kita semuanya ya …. Amin ^_^
Oya,  pembahasan kita kali ini adalah ketika jubah kesombongan tersemat didiri ini tanpa disadari. Bagaimana menurut anda, sahabat? Apakah anda pernah mengalaminya?
Yuk, langsung saja kita bahas….

Minggu, 21 Juni 2015

“Akui Kekuranganmu, Kenali Kelebihanmu”



Halo sahabat, bagaimana kabar usaha anda hari ini?
Semoga slalu diberi kemudahan, kelancaran serta jalan untuk kita menuju sukses ya. Amin…. ^_^

Oya, mengenai headline yang saya buat diatas adalah sebuah pemikiran yang lahir pada tanggal 3 juni lalu, dan baru terealisasi sekarang ini. Kenapa bisa demikian? Saya juga tidak tahu jawabannya kenapa, namun yang pasti adalah itu benar-benar terjadi dalam diri saya saat ini.
Jujur, saat sekarang ini saya sedang berada diposisi dimana saya tidak tahu lagi bagaimana caranya memepertahankan semangat saya yang sudah berada di level paling bawah, namun beruntung masih ada sisa percikannya yang tertinggal. Kenapa bisa demikian? Jawabannya adalah karena kekurangan darah dalam diri saya.
Mungkin anda bertanya-tanya, apa maksud dari darah yang saya sebutkan diatas. Baik, saya akan jelaskan dulu kepada anda, bahwa darah yang saya maksud adalah cashflow atau keuangan yang saya miliki. Jadi, maksud kekurangan darah disini adalah kurangnya suntikan dana yang di miliki sehingga saya merasa bahwa sebentar lagi saya akan berakhir dengan bad ending ( of course, I won’t it happen to me).
Bagi anda yang sudah membaca tulisan pertama saya pada tanggal 7 juni lalu, mungkin sedikitnya anda sudah tahu apa maksud saya menuliskan mengenai headline waktu itu yaitunya “uang vs kebahagiaan”, dimana tujuan saya disana menjelaskan bahwa jangan hanya mencari uang saja, tapi dapatkanlah apa yang ada dibalik itu. Di awal saya memang berfikir bahwa, saya bukan cari uangnya tapi ingin mendapatkan apa yang ada dibalik itu, seperti kebahagiaan.
Sampai sejauh ini, Alhamdulillah saya masih bertahan hidup meskipun memiliki uang pas-pasan karena masih ditanggung oleh orangtua. Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai berfikir kembali bahwa benarlah saya harus memilki penghasilan dan minimalnya adalah dengan tidak merepotkan orang disekitar saya seperti keluarga. Karena saya punya impian untuk membantu orang lain, namun jika keadaan seperti ini terus bagaimana saya bisa menolong orang lain?
Pada hari ini, tiba-tiba saja terlintas difikiran saya sebuah jalan yang mungkin itulah jawaban atas doa saya selama ini. Saya slalu berdoa agar diberikan jalan yang bisa ditempuh untuk mewujudkan impian saya, dan berusaha juga untuk mencari-cari bagaimana saya bisa mewujudkan impian itu nantinya.
Terlepas itu semua, saya juga menyadari bahwa kita harus mengakui kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri kita. Bahkan orang sukses sekalipun juga memiliki kelebihan dan kekurangan pada diri mereka. Sebelum saya mereset ulang kembali semua tujuan itu, terfikir oleh saya bahwa saya harus “ akui kekurangan, dan memulai untuk mengenali kelebihan saya “.  Itulah yang dapat di ambil hikmahnya dari kejadian yang menimpa saya minggu ini, karena itu saya ingin berbagi melalui tulisan ini kepada anda sebagai sahabat yang saya cintai dan sayangi agar ini dapat di minimalisir pada diri anda.
Baik, kita langsung saja ke pembahasan…..

Minggu, 14 Juni 2015

“Ramadhan Sudah di Depan Mata”

 

Halo sahabat ilmu, apa kabar iman anda hari ini?
Semoga iman kita semua slalu berada dititik tingkat tertinggi keimanan islam ya. Amin… ^_^
Sebelum memulai topik kita kali ini, saya ingin mengucapkan rasa syukur terlebih dahulu kepada Allah SWT yang masih mengizinkan saya untuk berbagi diblog tercinta ini kepada anda para sahabat ilmu dimanapun berada. Alhamdulillah, berkat izin Nya saya bisa menyelesaikan tulisan ke-2 ini sebelum memasuki ramadhan.
Baik, kita akan langsung ke pembahasan mengenai “ Ramadhan Sudah didepan Mata”. Seminggu yang lalu, saya pergi kerumah kakak Ipar yang berada di Tunggul Hitam (salah satu nama daerah dikota saya), tujuannya adalah mengantarkan kambing yang sudah disemblih untuk dimasak disana karena pada hari itu akan diadakan acara kekahan anak pertama dari kakak saya yang ke-5. Saat menuju kesana, kami melewati pemakaman umum yang ramai sekali didatangi para pelayat dari berbagai daerah sehingga jalur disekitar pemakaman pun macetnya lumayan panjang, karena banyaknya pelayat yang datang kesana.
Saat terkena macet, saya pun menyempatkan mengambil foto dari dalam mobil ( maaf jika fotonya kurang bagus) karena pada saat itu saya sendiri yang menyetir mobil. Seketika itu, terpikir oleh saya bahwa ramadhan sudah didepan mata dan pertanyaan muncul terhadap diri saya, yaitu sudahkah saya mempersiapkan ramadhan untuk tahun ini? Bagaimana dengan Anda?



Yuk,  kita bahas lebih lanjut ….

Minggu, 07 Juni 2015

" UANG VS KEBAHAGIAAN "


Alkisah, ada seorang anak perempuan yang saat ini ia berusia 22 tahun. Ia baru saja menamatkan studinya disalah satu sekolah tinggi kesehatan swasta di kotanya September 2014 lalu, dengan jurusan yang bukan keinginannya sendiri.
Bersyukur ia berhasil menyelesaikan studinya tersebut dengan IPK 3,4an dan sampai saat ini belum memiliki pekerjaan yang sudah selayaknya ia dapatkan karena ia ingin memiliki usaha yang bisa membantu orang lain. Namun, beruntungnya ia adalah seorang yang terlahir dari keluarga cukup mampu sehingga ia masih bisa bertahan dalam hidupnya, dan ia pun tak pernah dituntut akan menjadi seperti siapa dia didalam keluarganya.
Aktifitasnya sehari-hari adalah membantu usaha keluarganya, yaitu berjualan di toko sang ayah. Ayahnya yang sudah sedari kecil mengajaknya ketoko membuat ia ketika dewasa mampu dan mahir dalam berjualan dan memberikan pelayanan yang cukup baik terhadap pelanggan di tokonya. Sehingga pernah terlintas dibenaknya bahwa tiada guna ikut perkuliahan karena ia sudah bisa cari duit sendiri sebab ia pun digaji oleh ayahnya ketika menolong di toko.
Kegiatan menolong ditoko itu ia kerjakan di sela-sela waktunya yang kosong sejak sekolah dasar hingga setelah lulus perkuliahan,  bahkan sampai saat sekarang karena ia tak pernah berniat mencari pekerjaan ke tempat yang seharusnya ia pun harus bekerja, seperti klinik bersalin, rumah sakit, ataupun puskesmas. Dia lebih memilih diam dan menolong keluarga di rumah atau bahkan mengerjakan sesuatu yang membuat hatinya nyaman, seperti berkumpul dengan teman-temannya, membantu temannya dalam pelaksanaan event seminar tertentu, atau kegiatan sosial lainnya.
Suatu ketika, ia diminta abangnya untuk menolong di toko yang notabene nya pun itu toko adalah punya sang ayah. Karena pada saat itu, pekerja yang membantu di tempat abangnya tidak datang dikarenakan sakit, dan alasan lainnya ia pun segera meluncur menuju toko abangnya. Kebetulan sekali, pada hari itu adalah hari dimana ia harus mengikuti sebuah forum perkumpulan yang cukup dikenal oleh seluruh Indonesia yaitu nya forum TDA. Jadi, ia pun datang ke toko pukul 11.00 setelah pekerjaan dirumahnya selesai dan harus mengikuti forum waktu itu pukul 16.00 wib. Sebenarnya dia sendiri adalah ex-TDA, karena temannya yang membawanya ke perkumpulan tersebut dia pun dijadikan sebagai salah satu bagian dari divisi event TDA  yang pekerjaanya adalah memberikan informasi setiap event  yang diadakan oleh TDA dikotanya.
Jadi, pada hari itu tema dari forum TDA tersebut adalah “from Hobby to Money” yang di sampaikan langsung oleh pembicaranya yaitu Bapak Ridwan Tulus, founder dari GreenTourism dan katanya disana akan membahas mengenai Tour-Event Planner. Itulah alasan kenapa dia ingin sekali menghadiri acara forum tersebut, dengan harapan dia akan membawa ilmu baru mengenai tour & travel. Karena dia pun adalah seorang newbie yang juga baru mengikuti salah satu paket travel yang akan dikelolanya dengan harapan dari sanalah dia bisa mempunyai penghasilan dan bisa mewujudkan impiannya.
Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 lewat, dia pun berpamitan dengan abangnya untuk pulang lebih awal karena ingin mengikuti acara tersebut. Singkat cerita, ketika saat berpamitan dengan langsung mengambil langkah pergi dengan kendaraan bermotornya, ia pun di teriaki oleh abangnya dengan kata-kata yang lebih kurang seperti ini “ kamu keseringan ikut yang aneh-aneh diluaran sana, emangnya kamu dapat duit berapa dari sana?” yang abang tahunya semua usaha yang kamu jalanin gak ada yang bener, gak jalan satupun, malahan kamu cuma sering main aja yang nampak sama abang, begitulah perkataan yang keluar dari mulut sang abang. Seketika itu juga sebelum meluncurkan kendaraannya, dia menjawab perkataan abangnya dengan berkata “ saya gak dapat duit disana, tapi cuma mau dapetin ilmu”. Itulah sebuah cerita yang mengawali Headline kita kali ini, yaitu “Uang VS Kebahagiaan”.
Ketika kejadian tersebut berlalu, terpikir oleh saya apa tujuan saya hidup di dunia ini. Apakah saya ingin mencari uang, atau inginkan kebahagiaan. Saya coba lempar pertayaan ini kepada anda, jika disuruh memilih, manakah yang akan anda pilih diantara “Uang atau Kebahagiaan”?
Jika anda berfikir bahwa uang bisa membeli ‘segalanya’ termasuk kebahagiaan, coba renungkan kembali. Saya akan kasih contoh kepada anda bahwa tidak semua bisa dibeli dengan uang. Misalnya saja bagi anda yang sudah tidak punya orang tua, apakah anda bisa membeli orang tua lainnya untuk bisa hidup bahagia bersama anda? Coba bayangkan ibu yang selama ini merawat anda ketika ia sudah tiada, akan digantikan dengan orang tua yang mungkin bisa anda bayar/ angkat, pertayaannya adalah apakah sama mereka yang anda bayar dengan orang tua kandung anda? Jawabannya, tentu tidak akan sama. Karena orang tua kandung kita lebih tulus dan ikhlas memberikan apa yang kita minta tanpa syarat apapun. Sementara mereka yang anda bayar/ angkat sebagai pengganti ibu anda mungkin ia bisa tulus dan ikhlas, namun itu takkan sama dengan mereka yang benar-benar melahirkan kita dari rahimnya sendiri. Itulah salah satu contoh yang bisa saya berikan mengenai uang bisa  membeli kebahagiaan.
Kemudian, ada pernyataan yang sering dibilang seperti ini, ‘uang bukanlah segalanya, tapi segalanya butuh uang’. Bagaimana menurut anda? Jika saya yang dilemparkan pertayaan seperti ini, maka jawabannya adalah benar namun kita harus coba pikirkan lagi apa maksud dibalik pernyataan ini. Jujur, saya pribadi senang dengan pernyataan ini dan bahkan bisa dibilang sering menggunakan pernyataan ini untuk menghibur diri saya pribadi ketika merasa dibawah, supaya saya lebih bisa bergerak lagi. Karena menurut saya, kalimat ini ada benarnya juga dimana memang semua kebutuhan kita mengharuskan kita memiliki uang yang bisa mencukupi kebutuhan kita. Dan jika tidak memiliki uang maka kita pun akan kesusahan dalam memenuhi kebutuhan hidup kita, karena itulah kita juga harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan dan mencapai tujuan hidup kita. Namun tetap harus kita ingat bahwa, uang bukanlah segalanya karena uang pun bisa menjadi penghancur dalam kehidupan kita.
Kembali ke topik….
Bagaimana dengan Uang vs Kebahagiaan? Menurut saya yang terpenting adalah apa yang kita butuhkan dalam hidup, jadikanlah itu sebagai prioritas utama. Sebagai contoh, saya memang butuh uang, bahkan tidak bisa dipungkiri bahwa memiliki uang memang bisa membuat kita melakukan segalanya, seperti yang punya impian untuk naik haji, memberikan hadiah untuk orang tua, belanja baju anak bagi yang sudah berkeluarga, jalan-jalan, kumpul sama teman2, dan banyak lagi lainnya.  Dan prioritas yang saya maksud disini adalah ketika kita hanya memikirkan uang saja tanpa mendapatkan apa yang ada dibalik uang tersebut seperti kebahagiaan, rasanya itu bukanlah suatu kesuksesan yang belum bisa dijadikan prioritas utama dalam hidup kita. Bagaimana pendapat anda?
Baik, Saya akan bantu perjelas lagi dengan menyampaikan bahwa tujuan saya hidup di dunia ini adalah bagaimana saya bisa bermanfaat untuk orang lain disamping saya memang harus beribadah hanya kepada Allah SWT. Dan karena itulah saya menulis headline yang mengganggu pikiran saya ini, dimana tujuanya adalah untuk mengingatkan saya pribadi, dan mungkin anda juga yang membaca tulisan ini.
Terakhir, kesimpulannya adalah jangan prioritaskan uang dalam hidup karena uang adalah cobaan untuk kita bisa meraih kebahagiaan atau sebaliknya. 


Happy Reading and thanks for your time ^^




NB :
*Ini adalah artikel pertama yang saya buat, apabila ada kesalahan atau kata2 yang kurang berkenan dari bacaan diatas, mohon dimaafkan dan dibantu koreksi ya ^^
*Artikel ini saya buat bukan untuk pamer, ceramahin/ngajarin yang membaca, tapi dibuat untuk saya pribadi sebagai pengingat bahwa saya harus terus intropeksi diri dan terus belajar untuk setiap keadaan. ^^